Tuesday, June 28, 2016

Menko Luhut: Tunggu Info Intelijen Filipina Terkait Penyenderaan WNI

Menko Luhut: Tunggu Info Intelijen Filipina Terkait Penyenderaan WNI - Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan pidatonya untuk membuka acara Simposium Nasional “ Membedah Tragedi 1965, pendekatan sejarah” Jakarta, senin (18/04). Acara symposium ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 18-19 April 2016 yang dihadiri oleh 200 kelompok korban 1965 dan sebelum tragedy 1965, Kapolri, Mendagri, Jaksa agung, Menhukam, Menkopolhukam.

Menko Luhut: Tunggu Info Intelijen Filipina Terkait Penyenderaan WNI
Menko Luhut: Tunggu Info Intelijen Filipina Terkait Penyenderaan WNI


Pemerintah Indonesia masih menunggu informasi dari intelejen Filipina terkait penyanderaan anak buah kapal Indonesia oleh kelompok yang bersenjata dari Filipina.
“kita mendengar ada penyanderaan tetapi kita perlu verifikasi, intelejen Filipina sampai hari rabu (22/06) kemarin juga masih ragu,” ungkap Menteri Politik Hukum serta Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, Jakarta, jumat (24/6).

Terkait dengan pernyataan Panglima TNI Jederal Gatot Nurmantyo bahwa tidak ada penyanderaan yang terjadi di Filipina, kader Golkar menyatakan bahwa itu bukan kesalahan dari Panglima TNI, karena saat itu kabarnya memang masih simpang siur.

Pada hari itu juga tetapi ditempat yang berbeda, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengecam aksi penyanderaan kapal anak buah Indonesia oleh kelompok bersenjata yang terjadi di Filipina selatan pada 20 jini 2016 kemarin.

“pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyandraan pada (ABK) WNI di Filipina selatan. Kejadian yang ketiga kalinya ini sudah tidak dapat ditoleransi” ungkap Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri.
Ia mengatakan bahwa pada tanggal 23 juni 2016 pihaknya mendapat konfirmasi bahwa memang terjadi penyanderaan terhadap (ABK) WNI dari kapal Tongkang Robby 152 dan Tugboat Charles 001.
Retno juga mengungkapkan bahwa penyanderaan tujuh ABK tersebut terjadi di laut sulu dalam 2 tahap, yaitu pada tanggal 20 jui sekitar pukul 11.30 dan pukul 12.45 waktu setempat oleh 2 kelompok bersenjata yang berbeda.

“saat terjadi penyanderaan kapal membawa 13 orang ABK, 7 disandera dan 6 lainnya dibebaskan. Dan saat ini ABK yang bebas sedang dalam perjalanan menuju samarinda” ungkapnya.
Terkait dengan hal tersebut, retno berkata, Pemerintah Indonesia meminta kepada pemerintah Filipina agar memastikan keamanaan pada wilayah perairan Filipina selatan, agar tidak mengganggu ekonomi kawasan sekitarnya.

“Terkait hal ini pemerintah Indonesia siap memberikan kerja samanya,” ungkapnya.
Retno mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan segala cara agar ABK yang disandera tersebut dibebaskan".

Pemerintah Indonesia juga akan melakukan rapat koordinasi di kantor menteri politik hokum dan keamanan dengan semuan pihak yang terkait. “Keselamatan ketujuh ABK WNI tersebut merupakan prioritas,” ungkapnya.

No comments:

Post a Comment